Manusia adalah makhluk yang unik. Dalam perjalanan hidupnya manusia tidak hanya menjadi subyek dalam segala hal, akan tetapi sekaligus menjadi objek dari apa yang dihasilkan. Di sini kita dapati dua kenyataan tentang seorang manusia. pertama, dia adalah satu diri yang berbeda dari yang lain (unik). Kedua, terlihat melalui perilaku setiap orang yang seringkali tampak memiliki persamaan atau kesamaan dengan orang lain.
Manusia terlahir memiliki fisik yang sama, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya memiliki kepribadian yang mungkin hampir sama ataupun berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti orang seorang alias se (satu ) diri, dan kemudian pada kata se diri itu disisipi huruf n, sehingga menjadi sendiri. Orang Inggis menyebut kepribadian dengan istilah personality, berasal dari kata person, yang juga berarti orang (manusia) seorang. Begitu juga dalam bahasa Arab menyebut kepribadian dengan istilah Syakhsyiyyah, dari kata syakhsun, yang berarti orang seorang pula. Dalam bahasa Indonesia ada istilah lain yang cukup memberikan gambaran dari arti kepribadian yaitu jati diri, yang berarti keadaan diri (sendiri) yang sebenarnya (sejati).
Dalam konsep kepribadian manusia, Sigmund Freud mengemukakan teorinya tentang kepribadian manusia menjadi tiga bagian, yaitu id, Ego dan Superego. Ketiga komponen tersebut merupakan kesatuan proses psikologis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Jika dianalogikan bahwa id adalah komponen biologis, Ego adalah komponen psikologis dan Superego adalah komponen sosial.
1. Id
Id adalah suatu kata yang sangat dominan dikenal dengan prinsip kesenangan (Pleasure Principle) karena selalu berusaha meredam ketegangan dengan kepuasan. Id adalah salah satu komponen yang hadir sejak lahir.
2. Ego
Ego adalah suatu sistem yang bereaksi dengan proses sekunder, proses sekunder adalah merupakan proses berpikir yang realistis karena Ego memang dikendalikan oleh prinsip kenyataan. Ego inilah yang bertugas untuk merencanakan apakah Id akan dilakukan atau bahkan diabaikan saja. Ego merupakan sistem yang menjadi penengah antara Id dan Super Ego.
3. Super Ego
Untuk mudahnya Superego bisa kita pahami sebagai perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita cita tradisional masyarakat sebagaimana yang telah diajarkan orang tua kepada anaknya dengan cara memberikan hadiah atau hukuman. Superego selalu menuntut kepada kesempurnaan dari apa yang telah diajarkan kepadanya mekipun terkadang kesempurnaan itu tidak sejalan dengan keadaan yang nyata.
Ayat Al-Quran Yang Menggambarkan Adanya Id, Ego dan Superego Dalam Q.S. Yusuf /12:23 Allah berfirman :
Artinya : “Dan wanita yang dia (Yusuf) tinggal dirumahnya menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu rapat-rapat, seraya berkata, “marilah kesini, aku untukmu” Yusuf berkata, “ perlindungan Allah sungguh, Dia Tuhanku, Dia telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung”. Demikian Yusuf menyebutkan tiga hal setelah tiga hal pula yang dilakukan oleh wanita itu : merayu, menutup rapat-rapat pintu, dan mengajak berbuat berbuat sesutau yang keji. Dijawab oleh Yusuf dengan memohon perlindungan Allah, mengingat anugerah Allah SWT antara lain melalui jasa-jasa suami wanita itu serta menggaris bawahi bahwa ajakan itu adalah kezaliman, sedang orang-orang zalim tidak pernah beruntung.
Tiga teori yang digagas oleh Freud. Sebagai manusia Nabi Yusuf pasti memiliki nafsu (Id) untuk ajakan Zulaikha tetapi karena hati (Superego)nya juga terdidik dan berfungsi maka akal (Ego)nya menolak ajakan Zulaikha. Disinilah fungsi dari akal dan hati yang terdidik, hatinya sangat menentang perbuatan tersebut karena ia mengetahui bahwa orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung, kemudian akalnyalah yang memikirkan bagaimana ia akan menentang ajakan tersebut.
#CALON BOLEH BEDA TAPI BUDAYA TETAP SATU
#ARAKI
#PAHALIANGIMANGE RIKALENTA
#AMMANNYANGNGI MAKI NAUNG
#AMMANNYANGNGI MAKI NAUNG